peringatan hari anak nasional 2023: stunting, diare dan probiotik
  • Sebagian besar anak stunting mengalami diare.
  • Diare dapat dikurangi dan dicegah dengan mengonsumsi pangan probiotik.
  • Bakteri dan yeast probiotik dapat memperbaiki infeksi saluran pencernaan.
  • Lactiplantibacillus pantarum Dad-13 dapat menjadi probiotik unggulan Indonesia.
  • Konsumsi pangan probotik yang disukai oleh anak-anak perlu terus dikembangkan dan diimplementasikan pada masyarakat, khususnya di daerah yang masih menjadi kantong-kantong anak stunting.

“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”  (Ayat 2, Pasal 28B, Bab XA, Hak Asasi Manusia, UUD 1945).

Setiap peringatan, tentunya saat yang tepat untuk bermusahabah atau berintrospeksi diri, tak ketinggalan pula untuk peringatan Hari Anak Nasional, yang jatuh setiap tanggal 23 Juli. Peringatan tahun ini mengambil tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju”. Apakah amanah UUD 1945 tersebut untuk memberikan perlindungan hak anak-anak telah dijalankan dengan sebaik-baiknya?  Untuk tumbuh kembang yang baik, sudah semestinya pemerintah, masyarakat dan keluarga turut memberikan perlindungan dan fasilitas agar anak-anak dapat merasakan kegembiraan, dan keceriaan yang seutuhnya, lahir dan batinnya.

Meski begitu, hingga kini kita masih dihadapkan permasalahan yang komplek karena tingginya angka stunting anak-anak Indonesia. Mereka dapat terancam kelangsungan hidupnya, terhambat tumbuh dan berkembangnya, dan tercerabut keceriaannya. Selama status gizi tersebut masih memrihatinkan, kita mesti tidak bosan-bosan untuk terus mengingatkan dan memberikan solusinya. Selama Kabupaten Bogor dan Sukabumi angka stunting balita masih di atas 24%, di atas rerata nasional sebesar 21,6% (hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022), selama itu pula kita wajib berikhtiar. Apalagi lagi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2019) menetapkan suatu negara mengalami masalah stunting jika jumlah kasusnya melampaui 20%, dan Indonesia termasuk di dalamnya.

Kedua kabupaten tersebut dapat dgunakan sebagai indikator kondisi stunting kita, mengingat berada di Pulau Jawa dan dekat dengan pusat pemerintahan Indonesia. Karenanya, untuk sementara kita tidak usah melonggok bagaimana kondisi anak-anak stunting di Majene – Gorontalo, Pidie Jaya – Aceh dan Tambrauw – Papua Barat.

Baca juga: Target Anak Stunting 14%, realistiskah?

Sebagaimana telah dijelas oleh WHO, seorang anak dinyatakan stunting atau kerdil atau tengkes jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak. Stunting merupakan gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.  

Diare

Anak stunting lebih rentan terhadap infeksi, terutama penyakit diare dan pernafasan. Secara global, penyakit menular, termasuk pneumonia, diare dan malaria, tetap menjadi penyebab utama kematian balita, bersamaan dengan kelahiran prematur dan komplikasi terkait intrapartum (saat kelahiran bayi).

Penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua (setelah pneumonia) pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab atas kematian 370.000 anak pada tahun 2019 (WHO, 2019). Secara global, ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun (WHO, 2017).

Diare adalah gejala infeksi yang disebabkan oleh sejumlah organisme bakteri, virus dan parasit, yang sebagian besar disebarkan oleh air yang terkontaminasi tinja. Infeksi lebih sering terjadi bila tidak memadainya sanitasi dan kebersihan, serta air yang aman untuk minum, memasak, dan membersihkan. Rotavirus dan Escherichia coli, adalah dua agen penyebab diare tingkat sedang hingga berat yang paling umum terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah. Bakteri patogen lainnya ialah Cryptosporidium dan Shigella.

Diare merupakan penyebab utama kekurangan gizi pada anak di bawah lima tahun. Kekurangan gizi menyebabkan stunting dan demikian selanjutnya anak stunting akan lebih mudah terkena penyakit diare. Kekurangan gizi dan diare, keduanya memperparah stunting.

Ancaman paling parah yang ditimbulkan oleh diare adalah dehidrasi. Sebagian besar penyakit diare dapat dicegah melalui air minum yang aman dan sanitasi dan kebersihan yang memadai. Di samping itu, diare dapat dikurangi dan dicegah dengan mengonsumsi pangan probiotik.

Kriteria Probiotik

Pangan probiotik merupakan salah satu pangan fungsional yang telah diakui mampu memberikan efek menyehatkan tubuh. WHO/FAO (2006) memberikan batasan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah mencukupi akan memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya. Jumlah bakteri probiotik dalam makanan setidaknya mengandung 106 – 107 CFU/g atau mL pada saat konsumsi dalam rangka untuk memberikan efek menguntungkan pada host (WHO/FAO, 2006; Ouwehand dan Salminen, 1998).

Karena tuntutan dapat menyehatkan manusia, maka kriteria probiotik wajib memiliki sifat-sifat sebagai berikut: resistensi terhadap keasaman lambung, resistensi asam empedu, pelekatan pada lendir dan sel epitel, memiliki aktivitas antimikroba melawan mikroorganisme pathogen, ko-agregasi dengan pathogen, dan memiliki aktivitas hidrolase garam empedu untuk melawan/tahan komplikasi saluran pencernaan (Kassaa, 2017; Rahayu dan Utami, 2019).

Probiotik dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu: (a) Probiotik memiliki kemampuan untuk mengeluarkan atau menghambat patogen. (b) Probiotik meningkatkan fungsi penghalang epitel usus. (c) Probiotik yang meningkatkan sistem imunitas (Kitazawa dkk., 2014). Meskipun demikian, jika kesemuanya potensi tersebut dimilikinya akan lebih baik. Periksa Gambar 1.

Baca juga: potensi-probiotik-sebagai-agen-antivirus

Berbagai strain bakteri asam laktat (BAL) termasuk beberapa Lactobacillus, sejumlah Bifidobacterium, dan yeast Saccharomyces boulardii merupakan mikroorganisme utama sebagai probiotik. 

Lactiplantibacillus pantarum Dad-13 Probiotik Unggulan Indonesia

Telah banyak dilaporkan bakteri probiotik yang diklaim menyehatkan seperti Lactobacillus rhamnosus GG, Bifidobacterium animalis DN-173010, Bifidobacterium longum 35624 (World Gastroenterology Organisation Global Guidelines, 2023), dan tentu saja pionir minuman probiotik Yakult yang menggunakan Lactobacillus casei Shirota.  

Selain bakteri tersebut, Indonesia sendiri telah memiliki bakteri probiotik unggulan yang merupakan hasil isolasi dari dadih, yaitu susu kerbau fermentasi yang dijual dalam wadah bumbung bambu, makanan khas Minangkau, Padang, yaitu Lactiplantibacillus pantarum Dad-13 (FNCC 0461) yang sebelumnya disebut Lactobacullus plantarum Dad-13. Inventor bakteri probiotik ini ialah Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, S.U., dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM Yogyakarta.

Beliau telah puluhan tahun menekuni bidang probiotik, dan pemrakarsa berdirinya Perhimpunan Bakteri Asam Laktat Indonesia (ISLAB) didirikan pada tanggal 12 Maret 2003 setelah berdirinya Asian Federation of Society for Lactic Acid Bacteria (AFSLAB) pada November 2002 di Tokyo, Jepang. Kemudian pada tahun 2015 berubah menjadi Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota (ISLAB-GM) dan beliau sebagai Presidennya.

Prof. Trisye, sapaan akrab beliau ini memimpin kurang lebih 200 ilmuwan Indonesia terdaftar sebagai anggota ISLAB-GM dan aktif melakukan banyak penelitian di bidang ini. Komunitas ini berfungsi sebagai platform untuk pertukaran pengetahuan dan pengetahuan antara peneliti dan perusahaan Indonesia.

Pada konferensi internasional “The 8th Internasional Conference of In Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota” tahun ini yang diselenggarakan pada 21-22 Juli 2023, di Auditorium Kamarjani-Soenjoto, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, beliau sekaligus melakukan 2 peristiwa istimewa, yaitu pertama, launching DIGUTBIOSH (Center of Database – Diet Intake, GUT microBIOta, and Status of Health of Indonesia) sebagai pusat basis data yang mendedikasikan sebagai repositori komprehensif yang akan mengumpulkan daan mengorganisasi data tentang riset gut microbiota di Indonesia. Pusat data ini dikomandani oleh Dr. Darmawan Ari Nugroho, S.T.P, M.P. Kedua, launching produk Vipilac, probiotik L. plantarum Dad-13 yang diproduksi oleh PUI-PT Probiotik UGM dan bekerja sama dengan PT Royal Medicalink Pharmalab.

Atas dedikasinya yang luar biasa dan tidak kenal lelah untuk memajukan probiotik di Indonesia, mungkin tidak berlebihan, jikalau kita sebut Prof. Endang Sutriswati Rahayu, sebagai Ibu Probiotik Indonesia. Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa publikasi terkait L. plantarum Dad-13 dapat dilihat di web PUIPT Probiotik UGM (https://probiotics.wg.ugm.ac.id/publikasi/).

Ringkasan keunggulan L. plantarum Dad-13 beserta hasil uji klinisnya disampaikan sebagai berikut. Berdasarkan analisa in vitro dan didukung oleh analisis genomik, BAL tersebut tahan terhadap gastric juice dan bile salt, serta mampu tumbuh di saluran pencernaan, dapat menempel di epitel usus, mampu menghasilkan bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, dan tidak memiliki gen resisten terhadap antibiotik yang dapat ditransfer.

L. plantarum Dad-13 ini, setelah dilakukan uji in vitro juga menunjukkan manfaat fisiologis sebagai penurun kolesterol, penghasil asam folat, urikase, gamma Gamma-aminobutyric acid (GABA, neurotransmitter otak), serta memiliki aktivitas antioksidan sebagai immonomodulator.

Dari hasil analisis in vivo menggunakan tikus sebagai hewan coba, yang telah diberikan L. plantarum Dad-13 (1011 CFU/ml/hari), selama 28 hari tidak terjadi kelainan pada jaringan. Total leukosit, aktivitas GOT (Glutamat Oksaloasetat Transaminase, terkaitan kerusakan hati), dan level malondialdehid tidak mengalami perubahan, mampu tumbuh di usus dan tidak melakukan translokasi pada organ lainnya. Sebagai simpulannya, bakteri tersebut aman dikonsumsi.

Terkait perbaikan status gizi stunting, Kamil dkk. (2022) melaporkan konsumsi permen jelly yang mengandung L plantarum Dad-13 (10 8-9 CFU/3 g/hari) oleh sejumlah balita yang kurang gizi parah (24-60 bulan) selama 50 hari, probiotik tersebut dapat memodulasi tingginya genus penghasil asam butirat disertai dengan peningkatan asam propionat, dan asam butirat pada feses. Di samping itu, juga terjadi peningkatan antropometri dan status gizi anak yang kurang gizi. Oleh karena itu, L. plantarum Dad-13 berpotensi mencegah perkembangan gizi buruk pada bayi.

Yeast Probiotik

Potensi yeast probiotik tidak kalah manfaatnya dibanding bakteri probiotik. Terkait upaya menangkal SARS CoV-2 (Covid-19) beberapa tahun lalu, telah dilakukan telaah bahwa   Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium, dan Saccharomyces boulardii menunjukkan efek positif (menyehatkan) pada host (inang) (Pourhossein dan Moravejolahkami, 2020).

S. boulardii dapat direkomendasikan untuk beberapa penyakit. Strain selain dari Saccharomyces mungkin memiliki sifat probiotik, tetapi masih perlu dikaji lebih lanjut. Pedoman penggunaan S. boulardii yang paling efektif ialah pemberian dosis harian> 109 per hari. Durasi pengobatan dapat bervariasi dari 7 hari sampai 6 bulan dan mungkin saja diberikan sendiri atau sebagai pengobatan tambahan, tergantung pada indikasi penyakit.  S. boulardii efektif untuk pengobatan diare pediatrik akut, untuk pencegahan AAD (Antibiotic-associated diarrhea), untuk pengurangan efek samping pengobatan H. pylori (McFarland, 2017).

Studi yang dilakukan secara in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa dalam kasus penyakit menular terdapat 2 jalur mekanisme aksi Saccharomyces boulardii CNCM I-745: (1) Aksi terhadap mikroorganisme enteropatogen (adhesi bakteri dan eliminasinya atau pengaruhnya terhadap faktor virulensi seperti racun, dan lipopolisakarida); dan (2) aksi langsung pada mukosa usus (efek trofik, efek pada pemulihan epitel, efek anti sekretorik, anti inflamasi, imunomodulator). Periksa Gambar 1.

Saccharomyces boulardii CNCM I-745 dapat memulihkan mikrobiota usus lebih cepat. Interaksi Saccharomyces boulardii CNCM I-745 dengan sistem kekebalan bawaan baru-baru ini telah terbukti sehingga membuka potensi terapeutik baru dari yeast dalam kasus penyakit yang berhubungan dengan infeksi usus tetapi juga patologi lain yang terkait dengan disbiosis seperti penyakit inflamasi (Czerucka dan Rampal, 2019).

Salah satu ciri penting dari probiotik tersebut ialah potensinya sebagai antimikroba.  Sifat ini akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen, menghindari pembentukan koloni mikroba dan dapat menghancurkannya.  Yeast yang memiliki sifat tersebut dapat digunakan untuk mengobati infeksi saluran pencernaan. Kemampuan yeast menghasilkan beberapa molekul seperti senyawa organik volatil (VOC), asam organik, poliamina, protease, mikosin atau racun pembunuh, inilah yang dapat bertindak sebagai senyawa antimikroba yang menghancurkan bakteri patogen (Gambar 1).

Penutup

Telah banyak bukti konsumsi probiotik dapat membantu memperbaiki kondisi diare yang sebagian besar dialami oleh anak-anak stunting. Karenanya konsumsi pangan probotik yang disukai oleh anak-anak perlu terus dikembangkan dan diimplementasikan pada masyarakat, khususnya di daerah yang masih menjadi kantong-kantong anak stunting.

Referensi

By Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto, MP

Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto, MP. Dosen Magister Ilmu Pangan (S2) dan Teknologi Hasil Pertanian (S1), Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan Pengurus Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) pangandangizi.com : turut serta menyediakan informasi dan edukasi pangan dan gizi untuk meningkatkan kesehatan anak bangsa. Menjadi media komunikasi yang memberikan solusi terhadap permasalahan pangan dan gizi bangsa.

Daftar Isi